Senin, 23 April 2012

Masih percaya mitos ???


“cewe yang gak perawan pasti jalannya ngangkang” pasti temen-temen pernah denger kalimat ini. Kalimat ini adalah salah satu dari banyak mitos-mitos yang beredar di sekitar kita. Dan pasti gak sedikit dari temen-temen yang percaya sama mitos-mitos tersebut. Masalah reproduksi emang issue yang sensitive dan kadang bikin malu and risih tapi sayangnya issue ini penting buat kelanjutan hidup temen-temen sekarang atau nanti setelah temen-temen dewasa. Ketabuan dan rasa risih inilah yang membawa remaja gagap akan pengetahuan kesehatan reproduksi dan mencari pengetahuan tersebut dari sumber abal-abal yang blum tentu kebenarannya. Nah sebagai generasi muda yang cerdas temen-temen saat nya membuka diri akan issue ini dan mencari sumber-sumber terpercaya agar temen-temen gak termakan mitos-mitos yang bukan ngasi solusi tapi malah bikin parno dan ngilangin akal sehat temen-temen. Sebagai gambaran umum pendapat remaja mengenai mitos-mitos ini yuk kita simak hasil FGD remaja di Bandung berikut ini.
Pengetahuan remaja mengenai seksualitas
“seksualitas adalah nafsu Birahi”
Remaja cenderung mengkaitkan seksualitas dengan nafsu birahi atau pada umumnya hubungan seksual. Pengetahuan remaja tentang seksualitas pada umumnya terbatas pada hubungan seksual untuk mendapatkan keturunan. Remaja memahami apapun yang berkaitan dengan seksualitas pasti mengarah pada hubungan seksual. Padahal seksualitas cakupanya lebih luas dari sekedar hubungan seksual. Menurut Definisi Seksualitas versi WHO Seksualitas merupakan aspek pusat dalam menjadi manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, peran dan identitas jender, orientasi seksual, eroticism (nafsu birahi), pleasure (kenikmatan/kesenangan), keintiman dan reproduksi. Seksualitas dialami dan diekspresikan dalam pikiran, fantasi, hasrat, keyakinan, sikap, nilai, perilaku, praktek, peran dan hubungan. Meski seksualitas dapat mencakup kesemua dimensi tersebut, tidak semua dimensi selalu dialami dan diekspresikan. Seksualitas dipengaruhi oleh interaksi antara faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, ekonomi, politik, budaya, etika, hukum, sejarah serta agama dan spiritual. (WHO draft working definition 2002)
Mitos seksual dimata remaja
“ ya dapet dari temen, malu lah ngomongin yang begituan sama orang tua”
Sumber mitos seksual yang remaja dapatkan kebanyakan berasal dari teman sebayanya. Tanpa sumber yang jelas dan terpercaya remaja menkonsumsi dan mempercayai mitos-mitos seksual tersebut. Bertanya kepada orang tua atau guru di anggap bukan jalan keluar untuk masalah-masalah seksualitas yang remaja hadapi. Hal ini dapat dimengerti karena kebanyakan remaja beranggapan bahwa bertanya masalah-masalah seksualitas kepada guru atau orangtua dapat menimbulkan anggapan negatif dari guru ataupun orang tua tersebut sehingga remaja lebih memilih untuk mempercayai temannya atau memendam masalah tersebut sendiri.
Sumber: FGD SMP Labschool UPI

Tidak ada komentar: