“cewe yang gak perawan pasti jalannya ngangkang” pasti
temen-temen pernah denger kalimat ini. Kalimat ini adalah salah satu dari
banyak mitos-mitos yang beredar di sekitar kita. Dan pasti gak sedikit dari
temen-temen yang percaya sama mitos-mitos tersebut. Masalah reproduksi emang
issue yang sensitive dan kadang bikin malu and risih tapi sayangnya issue ini
penting buat kelanjutan hidup temen-temen sekarang atau nanti setelah
temen-temen dewasa. Ketabuan dan rasa risih inilah yang membawa remaja gagap
akan pengetahuan kesehatan reproduksi dan mencari pengetahuan tersebut dari
sumber abal-abal yang blum tentu kebenarannya. Nah sebagai generasi muda yang
cerdas temen-temen saat nya membuka diri akan issue ini dan mencari
sumber-sumber terpercaya agar temen-temen gak termakan mitos-mitos yang bukan
ngasi solusi tapi malah bikin parno dan ngilangin akal sehat temen-temen. Sebagai
gambaran umum pendapat remaja mengenai mitos-mitos ini yuk kita simak hasil FGD
remaja di Bandung berikut ini.
Pengetahuan remaja mengenai
seksualitas
“seksualitas adalah nafsu Birahi”
Remaja cenderung mengkaitkan
seksualitas dengan nafsu birahi atau pada umumnya hubungan seksual. Pengetahuan
remaja tentang seksualitas pada umumnya terbatas pada hubungan seksual untuk
mendapatkan keturunan. Remaja memahami apapun yang berkaitan dengan seksualitas
pasti mengarah pada hubungan seksual. Padahal seksualitas cakupanya lebih luas
dari sekedar hubungan seksual. Menurut Definisi Seksualitas versi WHO
Seksualitas merupakan aspek pusat dalam menjadi manusia sepanjang kehidupannya
dan meliputi seks, peran dan identitas jender, orientasi seksual, eroticism
(nafsu birahi), pleasure (kenikmatan/kesenangan), keintiman dan reproduksi.
Seksualitas dialami dan diekspresikan dalam pikiran, fantasi, hasrat, keyakinan,
sikap, nilai, perilaku, praktek, peran dan hubungan. Meski seksualitas dapat
mencakup kesemua dimensi tersebut, tidak semua dimensi selalu dialami dan
diekspresikan. Seksualitas dipengaruhi oleh interaksi antara faktor-faktor
biologis, psikologis, sosial, ekonomi, politik, budaya, etika, hukum, sejarah
serta agama dan spiritual. (WHO draft working definition 2002)
Mitos seksual dimata remaja
“ ya dapet
dari temen, malu lah ngomongin yang begituan sama orang tua”
Sumber mitos seksual yang remaja dapatkan kebanyakan berasal
dari teman sebayanya. Tanpa sumber yang jelas dan terpercaya remaja menkonsumsi
dan mempercayai mitos-mitos seksual tersebut. Bertanya kepada orang tua atau
guru di anggap bukan jalan keluar untuk masalah-masalah seksualitas yang remaja
hadapi. Hal ini dapat dimengerti karena kebanyakan remaja beranggapan bahwa
bertanya masalah-masalah seksualitas kepada guru atau orangtua dapat
menimbulkan anggapan negatif dari guru ataupun orang tua tersebut sehingga
remaja lebih memilih untuk mempercayai temannya atau memendam masalah tersebut
sendiri.
Sumber: FGD SMP Labschool UPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar