Kamis, 26 April 2012

Remaja = inquiry


Kita pasti pernah punya pengalaman dibikin pusing dengan pilihan harus masuk sma A ato b, ngambil jurusan IPA ato IPS. Itu hanya sedikit contoh pilihan sederhana yang harus kita hadapi. Tapi taukah teman-teman klo remaja kaya kita harus menghadapi banyak pilihan sulit. Masa remaja adalah masa dimana kita mencari apa yang “pas” buat kita dari selera music sampai nilai-nilai kehidupan. Karena sejatinya manusia adalah makhluk yang dinamis yang senantiasa terus berkembang maka masa remaja adalah masa kritis dimana awal dari perubahan, perkembangan, dan pencarian itu berawal. 
Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa tugas utama remaja adalah menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di masyarakat (Papalia, Olds & Feldman, 2001).
Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya menuntut seorang remaja untuk melakukan penyesuaian mental, dan menentukan peran, sikap, nilai, serta minat yang dimilikinya.
And the question is… kemanakah remaja mencari apa yang “pas” buat dirinya?? Kebanyakan remaja mencari pengakuan akan eksistensi dirinya di lingkungan yang paling dekat yang tidak lain adalah dilingkungan dimana ia bergaul bisa sekolah, tempat bimbel atau tempat hang out. Di tempat-tempat inilah remaja menemukan teman dan saling berinteraksi bertukar nilai-nilai dan mulai memilih nilai atau norma mana yang paling cocok dengan dirinya. Norma atau nilai yang dirasa “Pas” oleh remaja blum tentu di anggap baik oleh masyarakat atau paling tidak orang tua. Di sinilah konflik biasanya muncul. Cara menghadapi Perbedaan pandangan tentang nilai dan norma ini sering menimbulkan konflik. Pilihan terakhir ada di tangan remaja itu sendiri. Seperti yang kita ketahui kebanyakan remaja cenderung lebih mempercayai  teman dekat atau kelompoknya dibandingkan orang tua atau gurunya.
Lalu bagaimana remaja tau mana norma atau nilai yang benar-benar baik buat mereka? Dalam hal ini semua kembali kepada sumber informasi yang dipercayai.  Remaja harus pandai memilih dan mencari sumber-sumber informasi yang terpercaya. Ujian dan pencarian sebenarnya adalah ketika remaja memilih dan mencari nilai-nilai norma yang “pas” dan benar menurut versi mereka dalam tahap ini proses pendewasaan terjadi. so inquiries shall begin guys,,, ^^

Tidak ada komentar: